Internasional
Beranda / Internasional / AS Hancurkan Situs Nuklir Iran, Dunia Cemas Perang Meluas

AS Hancurkan Situs Nuklir Iran, Dunia Cemas Perang Meluas

Presiden Amerika Donald Trump saat menghadiri sebuah acara politik. Sumber foto: Getty Images via VNExpress

Washington, Mediagempita.com – Amerika Serikat melancarkan serangan udara besar-besaran ke tiga fasilitas nuklir utama Iran, dalam eskalasi terbaru ketegangan di Timur Tengah. Presiden Donald Trump mengklaim pusat-pusat nuklir Iran kini “sudah tidak ada lagi”.

Serangan udara ini menargetkan tiga situs utama: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Menurut laporan Reuters dan pernyataan Gedung Putih, enam bom “bunker buster” dijatuhkan ke Fordow, sementara sekitar 30 rudal Tomahawk menghantam dua situs lainnya.

“Fordow sudah tidak ada,” tegas Trump dalam konferensi pers. “Kami telah menghancurkan jantung program nuklir Iran. Sekarang tergantung pada mereka, apakah memilih damai atau tragedi.”

Trump menyebut operasi militer tersebut sebagai “sukses spektakuler”, dan memperingatkan bahwa AS akan terus bertindak tegas jika Iran dianggap masih mengembangkan senjata nuklir.

Namun, klaim Trump segera dibantah oleh otoritas Iran. Juru bicara Badan Energi Atom Iran menyatakan bahwa tidak ada kerusakan berarti pada fasilitas nuklir mereka. Pemerintah Iran juga mengecam serangan tersebut sebagai tindakan agresi yang melanggar hukum internasional.

Iran Gempur Pangkalan AS, WNI di Bahrain Diminta Berlindung di Rumah

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyatakan keprihatinannya atas eskalasi konflik dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Sementara itu, para analis memperingatkan potensi serangan balasan dari Iran maupun kelompok proksi seperti Hizbullah.

Serangan ini terjadi di tengah memanasnya konflik Iran-Israel sejak awal Juni, yang telah menyebabkan puluhan korban dan kekhawatiran meluasnya perang kawasan. Situasi diperparah dengan runtuhnya negosiasi diplomatik terkait program nuklir Iran dalam beberapa minggu terakhir.

Serangan militer AS ini diperkirakan akan membawa dampak strategis jangka panjang, termasuk ketegangan dengan sekutu di kawasan serta potensi keterlibatan militer lanjutan.(red)

×
×