Sambas,Mediagempita.com, 7 November 2025 – Suasana riang dan haru menyelimuti ruang kelas SMP PGRI 1 Tebas pada Jumat siang, sekitar pukul 14.15 WIB. Sebanyak 13 siswa kelas 7 menyambut kedatangan Ketua Yayasan SMP PGRI 1 Tebas, Urai Sumadi, yang datang menyerahkan bantuan seragam sekolah dari para alumni.
Dari total 20 siswa yang terdaftar, 13 hadir dalam kegiatan tersebut. Beberapa siswa berhalangan karena sakit dan izin. Meski begitu, suasana berlangsung hangat dan penuh suka cita. “Mereka sudah lama menunggu momen ini,” ujar Urai Sumadi setelah berbincang dengan para siswa.
Program subsidi seragam sekolah ini merupakan bagian dari strategi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2025/2026. Program tersebut telah berjalan sejak 2019 — atau sudah memasuki tahun ketujuh. Menariknya, seluruh biaya program ini berasal dari urunan para alumni SMP PGRI Bekut, yang kini dikenal dengan nama SMP PGRI 1 Tebas.
“Apa yang dilakukan para alumni ini bukan sekadar memberi bantuan seragam, tapi memberi napas baru bagi sekolah,” ujar Urai Sumadi, yang juga mantan guru SMP PGRI 6 Bekut dan kini menjabat Kepala Sekolah SMPN 2 Sambas.
Sejak diaktifkan kembali pada 2019, dukungan alumni tidak hanya diwujudkan dalam bentuk subsidi pakaian seragam, tetapi juga rehabilitasi gedung sekolah, mulai dari perbaikan atap, plafon, dinding, hingga lantai kelas. Selain itu, dana alumni juga digunakan untuk pembangunan toilet, plang sekolah, jembatan, dan halaman sekolah.
Salah satu alumni yang berkontribusi besar adalah Bui Kiong, anggota DPRD Kabupaten Sambas, yang juga merupakan alumni SMP PGRI 6 Bekut (sekarang SMP PGRI 1 Tebas). Ia turut membantu pembangunan ruang kelas baru melalui dana pokok pikiran (pokir) dan dana pribadi.
Menurut Urai Sumadi, keberadaan SMP PGRI 1 Tebas kini menghadapi tantangan berat akibat persaingan ketat antar sekolah negeri dan swasta di Kecamatan Tebas. Banyak sekolah swasta di Kabupaten Sambas terpaksa tutup karena minimnya jumlah pendaftar.
“Kalau program ini tidak dijaga, kita bisa terhempas dan kembali ke kondisi sulit seperti dulu. Program ini memberi kehidupan baru bagi SMP PGRI Bekut,” tegasnya.
Namun demikian, ia menilai masih diperlukan inovasi dan improvisasi baru untuk mengembangkan potensi sekolah, karena banyak faktor penghambat yang belum terpecahkan. “Masih perlu intervensi dan dukungan aktif dari alumni agar napas sekolah ini bisa lebih panjang,” ujarnya.
Urai menegaskan bahwa program bantuan ini merupakan praktik baik (best practice) yang memiliki makna besar — membantu anak-anak yang kurang mampu agar tetap bisa bersekolah, mendukung program pemerintah di bidang pendidikan, sekaligus mempertahankan keberlangsungan hidup sekolah swasta dan dampaknya bagi masyarakat sekitar.
Di akhir pernyataannya, Urai Sumadi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh alumni yang selama ini telah berpartisipasi. “Semoga menjadi amal, pahala, dan ibadah bagi kita semua. Mari terus berbuat baik demi kemanusiaan. Bisa jadi, kelak anak-anak yang kita bantu hari ini akan menjadi orang sukses, yang semuanya berawal dari bangku SMP PGRI Bekut,” ujarnya.
Ia juga kembali mengajak seluruh alumni agar tetap kompak dan terus mendukung program SPMB. “Dengan berbagi, semoga kita semua diberikan rezeki yang berlimpah dan keberkahan dalam usaha. Aamiin ya Rabbal Alamin,” tutupnya.(red)
