Bekasi, Mediagempita.com – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menegaskan pentingnya pemanfaatan satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO) sebagai solusi strategis untuk memperkuat infrastruktur digital nasional, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Pernyataan ini disampaikan dalam sambutan Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenko Polkam yang dibacakan oleh Marsma TNI Agus Pandu Purnama, Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika, pada acara Forum Koordinasi dan Sinkronisasi Pemanfaatan Satelit LEO dalam rangka Penguatan Infrastruktur Digital Nasional di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/8/2025).
“Untuk mewujudkan keadilan sosial di era digital, kita tidak cukup membangun jalan dan jembatan, tetapi juga jaringan dan konektivitas digital yang andal, aman, dan merata, hingga ke pelosok nusantara dari Miangas sampai Rote, dari Natuna hingga Merauke,” tegas Pandu.
Ia menjelaskan, tantangan geografis Indonesia membuat infrastruktur digital berbasis darat seperti fiber optic dan BTS belum mampu menjangkau seluruh wilayah. Kehadiran teknologi satelit LEO diharapkan menjadi game changer yang dapat membalik ketimpangan digital di Indonesia.
Satelit LEO memiliki manfaat luas, mulai dari mendukung pendidikan daring di desa terpencil, layanan kesehatan digital di pulau terluar, hingga koordinasi pertahanan, keamanan, dan penanggulangan bencana secara real-time. Teknologi ini mampu menghadirkan konektivitas berkecepatan tinggi tanpa menunggu pembangunan fisik yang mahal dan memakan waktu.
Meski demikian, Pandu mengingatkan adanya risiko strategis yang perlu diantisipasi, seperti ketergantungan pada operator asing, celah keamanan siber, pelanggaran kedaulatan data, hingga ketiadaan kerangka regulasi nasional yang komprehensif.
Kemenko Polkam mendorong percepatan penyusunan kebijakan dan tata kelola nasional pemanfaatan satelit LEO yang berorientasi pada kepentingan nasional. Hal itu meliputi penguatan pengawasan spektrum dan orbit, pembangunan kemampuan nasional dalam riset dan manufaktur satelit, serta mitigasi ancaman siber berbasis luar angkasa.
Forum ini juga menghadirkan pandangan strategis dari berbagai pihak, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Digital, Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), dan akademisi, untuk menyamakan visi dan merumuskan strategi lintas sektor.(red)