Jakarta, Mediagempita.com – Suasana lengang menyelimuti Pasar Ular di kawasan Jakarta Utara. Kawasan perdagangan yang dulu ramai pengunjung itu kini menghadapi penurunan aktivitas secara drastis. Tak sedikit pedagang yang mengaku frustrasi hingga berteriak-teriak lantaran pembeli kian jarang mampir.
Pantauan di lokasi menunjukkan banyak kios dibiarkan terbuka tanpa pengunjung, terutama pada pagi dan siang hari. Beberapa pedagang bahkan tetap bertahan membuka lapak meski tak kunjung ada transaksi.
“Kita buka dari pagi, tapi sampai siang belum ada yang datang. Kadang teriak-teriak sendiri, buat hilangin stres,” ungkap Arman, pedagang alat rumah tangga yang sudah berjualan lebih dari 10 tahun di lokasi tersebut, Senin (23/6/2025).
Aktivitas Terus Menurun Sejak 2023
Para pedagang mengaku kondisi memburuk sejak awal tahun 2023. Setelah sempat ramai usai pelonggaran pandemi, situasi kembali merosot karena perubahan perilaku konsumen yang kini lebih memilih belanja daring.
“Awal pandemi selesai sempat ramai, tapi sejak tahun lalu makin parah. Sekarang orang lebih pilih belanja online,” ujar Wiwi, pedagang aksesori wanita.
Keberadaan platform belanja digital seperti TikTok Shop, Shopee, dan lainnya dianggap menjadi pesaing berat yang sulit dilawan oleh pasar tradisional.
Bertahan Lewat Jalur Online
Untuk bertahan, sejumlah pedagang mulai menjajaki platform digital seperti marketplace dan media sosial. Namun sebagian lainnya mengaku kesulitan karena keterbatasan teknologi maupun modal.
“Kita tahu jualan online bisa bantu, tapi tidak semua paham caranya. Banyak yang akhirnya pasrah nunggu pembeli datang,” ucap Wiwi.”
Pedagang berharap ada dukungan dari pemerintah maupun pengelola pasar dalam bentuk pelatihan pemasaran digital dan promosi bersama.
Harapan untuk Revitalisasi
Pasar Ular yang dahulu menjadi ikon belanja warga Jakarta Utara kini membutuhkan pembenahan menyeluruh. Selain revitalisasi secara fisik, transformasi digital juga dinilai penting untuk mendongkrak daya saing.(red)
Sumber:CNBC