Jakarta, MediaGempita.com – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengakui bahwa perluasan layanan TransJabodetabek ke wilayah penyangga turut membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2025. Pernyataan ini disampaikannya saat menjawab pertanyaan terkait pembiayaan sejumlah rute baru TransJakarta yang menjangkau kawasan di luar Jakarta.
“Kalau saya bilang tidak membebani, itu tidak mungkin. Pasti membebani,” ungkap Pramono dalam keterangannya di Balai Kota, Selasa (11/6/2025).
Sejumlah rute baru TransJabodetabek yang dimaksud mencakup koridor ke Bogor, Sawangan–Lebak Bulus (Depok), Alam Sutera, Bekasi, hingga kawasan PIK 2. Pengoperasian rute-rute ini memang bertujuan memperluas jangkauan transportasi publik, namun berdampak langsung terhadap pengeluaran daerah.
Meski demikian, Pramono menegaskan bahwa pembangunan dan penguatan sistem transportasi umum tetap menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta. Ia menyebut bahwa konsep pengembangan berbasis Transit-Oriented Development (TOD) dan penguatan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) masih akan diteruskan.
“Tujuan kami tetap agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik,” ujarnya.
Untuk mendukung pembiayaan sistem transportasi ini, Pemprov DKI tengah menyiapkan skema subsidi silang. Beberapa di antaranya melalui kebijakan menaikkan tarif parkir serta penerapan sistem jalan berbayar elektronik atau Electronic Road Pricing (ERP) bagi pengguna kendaraan pribadi, terutama dari kalangan mampu.
Pramono menambahkan bahwa pendekatan subsidi juga tetap akan dipertahankan bagi warga yang membutuhkan. “Yang gratis tetap gratis, untuk yang mampu akan dikenakan sistem pembayaran. Ini soal keadilan dalam akses transportasi,” tegasnya.
Dengan berbagai strategi ini, Pemprov DKI berharap beban APBD bisa dikelola secara efisien, sekaligus mendorong transformasi sistem mobilitas urban yang lebih terintegrasi, terjangkau, dan berkelanjutan.(red)