Jakarta, Mediagempita.com – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan komitmennya dalam menata kota tanpa menggunakan pendekatan penggusuran. Hal itu ia sampaikan dalam forum diskusi publik “Future Talk” yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dalam forum tersebut, Pramono menyatakan pendekatannya terhadap persoalan pemukiman dan penataan ruang sejalan dengan kebijakan yang pernah diterapkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
“Mungkin cara saya sama dengan Mas Anies, saya bukan orang yang mau menggusur. Kita cari jalan keluar,” ujar Pramono.
Pernyataan ini sekaligus merespons isu yang berkembang terkait penanganan warga Kampung Susun Bayam yang terdampak proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS). Pramono menekankan bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih jalur negosiasi dan pendekatan persuasif dibandingkan dengan tindakan represif.
“Kita negosiasi, kita bicarakan, kita ajak mereka pindah, bukan digusur,” tegasnya.
Meskipun menolak penggusuran, Pramono tetap menegaskan pentingnya penertiban apabila terjadi pelanggaran atas penggunaan lahan. Namun, ia memastikan semua proses dilakukan secara bijak, manusiawi, dan berlandaskan keadilan sosial.
Lebih lanjut, Gubernur Pramono juga menyoroti pentingnya peran JIS dalam mendorong ekonomi kota. Ia menyebut bahwa meskipun Jakarta tak lagi berstatus ibu kota negara, kawasan seperti JIS bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi baru yang strategis.
“Jakarta akan jadi kota global, beranda ASEAN. Maka JIS harus mampu menjadi pusat ekonomi yang memberi manfaat luas,” katanya.
Kehadiran Anies Baswedan dalam forum tersebut turut menarik perhatian. Pramono mengungkap bahwa dirinya sempat mengundang Anies untuk hadir menyaksikan laga Persija di JIS, dan menyebut bahwa Jakarta adalah rumah bersama yang harus dirawat dalam semangat kolaborasi.
“Saya undang Mas Anies sebagai tamu kehormatan, dan saya senang beliau datang. Kita ini warga Jakarta, bukan rival,” tutup Pramono.
Pernyataan ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Pramono Anung akan melanjutkan kebijakan pembangunan berbasis dialog, tanpa meninggalkan prinsip keadilan sosial dan kemanusiaan.(red)