News
Beranda / News / PGI: Selamatkan Alam dari Cengkeraman Keserakahan

PGI: Selamatkan Alam dari Cengkeraman Keserakahan

PGI Jangan Merusak Alam
Ilustrasi

Jakarta,MediaGempita.com – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, dan dunia industri untuk menyelamatkan alam Indonesia dari kehancuran akibat keserakahan.

Dalam pernyataan resminya, PGI menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap semakin luasnya eksploitasi sumber daya alam yang mengorbankan keberlanjutan lingkungan, keadilan sosial, dan martabat kemanusiaan.

“Alam adalah ciptaan Tuhan yang sakral, bukan komoditas yang boleh dirusak demi keuntungan sesaat. Kita dipanggil bukan untuk menaklukkan alam, tetapi untuk merawatnya dengan tanggung jawab,” ujar Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan.

PGI menyoroti berbagai proyek industri ekstraktif terutama pertambangan nikel, emas, dan pasir yang kini mengancam kawasan konservasi, wilayah adat, serta keanekaragaman hayati yang unik di Indonesia. Kasus di Raja Ampat, Morowali, Teluk Weda, Pulau Sangihe, hingga Danau Toba, disebut sebagai potret nyata keserakahan atas nama investasi.

Di Raja Ampat, misalnya, wilayah yang diakui sebagai Global Geopark oleh UNESCO kini terancam oleh aktivitas tambang nikel. Menurut PGI, jika pencemaran laut dan kerusakan ekosistem tidak segera dihentikan, bukan hanya biota laut yang terancam, tetapi juga masyarakat adat yang bergantung pada laut sebagai sumber hidup.

Ketegangan Memuncak, Israel Nyatakan Operasi Melawan Iran Bisa Berlangsung Lama

PGI menyampaikan harapan agar pemerintah memberlakukan moratorium izin tambang di kawasan konservasi dan rentan ekologis, serta melakukan audit menyeluruh terhadap dokumen AMDAL dan laporan sosial proyek tambang.

PGI juga menekankan pentingnya penegakan prinsip FPIC dalam hubungan antara industri dan masyarakat adat, serta mendorong agar investasi diarahkan pada keberlanjutan jangka panjang, bukan sekadar keuntungan sesaat.

PGI menekankan pentingnya peran gereja sebagai suara profetik di tengah dunia yang sedang krisis. Gereja dipanggil untuk berani bersuara, menjadi pelindung ciptaan, dan berdiri bersama masyarakat kecil yang kerap menjadi korban ketidakadilan ekologis.

“Pertobatan ekologis bukan pilihan, tetapi panggilan iman. Gereja harus bersaksi dan bertindak,” tegas PGI.

Jalan Spiritual

Tol Jakarta–Cikampek Diperbaiki Selama Sepekan, Pengguna Diimbau Waspada

Sebagai jalan spiritual menghadapi krisis ini, PGI mengusulkan spiritualitas keugaharian gaya hidup yang cukup, bijak, dan bertanggung jawab terhadap alam. Menurut PGI, akar dari kerusakan lingkungan adalah nafsu akan akumulasi kekayaan, yang bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani tentang keseimbangan dan solidaritas.

“Selamatkan alam dari cengkeraman keserakahan. Demi masa depan bumi, demi keadilan bagi ciptaan, demi iman yang hidup,” pungkas PGI.(red)

×
×
Exit mobile version