Jakarta, MediaGempita.com – Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada perdagangan Rabu (11/6/2025), menyentuh level Rp16.260 per dolar AS, terdongkrak sentimen positif dari perkembangan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Penguatan ini menjadi sinyal positif bagi stabilitas rupiah setelah beberapa pekan terakhir bergerak dalam tekanan akibat ketidakpastian global dan ekspektasi suku bunga The Fed.
📉 Dolar Melemah, Rupiah Ambil Peluang
Kabar dari Washington dan Beijing yang menunjukkan arah positif dalam perundingan dagang berhasil menurunkan ketegangan pasar dan mengurangi permintaan terhadap dolar AS sebagai aset safe haven. Alhasil, investor mulai melirik mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah.
“Deal dagang AS–China memberi napas segar untuk pasar negara berkembang. Ini sebabkan arus modal jangka pendek masuk kembali ke kawasan Asia, termasuk Indonesia,” ujar analis pasar uang dari Gempita Sekuritas.
🧮 Waspada Data Inflasi AS
Meski menguat, pelaku pasar tetap mencermati rilis data inflasi Amerika Serikat yang akan keluar dalam waktu dekat. Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) akan menjadi acuan penting bagi kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Jika inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, potensi penguatan rupiah bisa tertekan kembali karena The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga tinggi lebih lama.
📊 Proyeksi Rupiah dalam Waktu Dekat
Analis memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS sepanjang pekan ini, tergantung dari dinamika global dan rilis data ekonomi utama dari Amerika.(red)